TRUST AND OBEY
(Refleksi dari Hidup seorang Yusuf, ayah
Kristus)
Mengenal pribadi
Yusuf (suami Maria, ayah (bukan kandung) Yesus Kristus, sebagai inkarnasi Allah
ke dalam tubuh manusia.
Yusuf bukanlah
seorang yang istimewa pada jaman pemerintahan Raja Herodes. Dia adalah warga
masyarakat bangsa Israel biasa yang pekerjaanya ialah seorang tukang kayu (Red-Tekton). Pada waktu itu ia sudah
bertunangan dengan Maria, wanita (ibu) yang melahirkan Yesus Kristus. Pada
waktu itu Maria sedang mengandung benih dari Roh Kudus, penggenapan janji
keselamatan Allah bagi dunia dalam Kristus. Namun, ketika diketahui oleh Yusuf
bahwa Maria sedang mengandung, maka Yusuf menjadi kecewa dan berniat untuk
menceraikannya (barangkali pada zaman tersebut ikatan pertunangan antara
seorang pria dan wanita dianggap melambangkan ikatan komitmen teguh sebelum
menjadi pasangan suami dan istri).
Yusuf adalah seorang
pria tulus hati dan begitu mencintai istrinya (Mat 1:19) hingga akhirnya ia
tidak rela mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud untuk menceraikan
Maria secara diam-diam agar orang lain tidak menuduh Maria melakukan kesalahan
hingga hamil diluar pernikahan. Menurut tradisi didaerah itu bahwa wanita yang
hamil diluar pernikahan adalah wanita yang dianggap berzinah dan layak mendapat
hukuman yang berat (pada waktu itu hukuman yang layak adalah dirajam dengan
batu).
Kemudian, malaikat
Tuhan menghampiri Yusuf dan menasihatinya supaya tidak usah takut untuk
memperistri Maria sebab bayi yang dikandung Maria bukanlah akibat perzinahan
(dosa) melainkan berasal dari Roh Kudus, yang kelak akan menyelamatkan umat
Tuhan dari dosa. Ini adalah waktu perkenananNya Allah (Kairos-Ancient Greek) dalam rencana
penyelamatanNya bagi umat manusia yang berdosa dalam pribadi Kristus. Yusuf
meresponi perintah itu dengan percaya dan taat. Yusuf kemudian
mengambil Maria menjadi istrinya dan dengan tulus serta bertanggung jawab Yusuf
menjaga, melindungi, dan mengasihi Maria dan Bayi Kudus yang dikandungnya.
Ada beberapa
aspek kepercayaan Yusuf yang sangat kuat dan pantas untuk kita teladani sebagai
umat Kristen yang sejati.
1. Penaklukan diri (kehendak) dan tunduk kepada
Kehendak Allah.
Yusuf
meresponi panggilan Allah melalui kehadiran Malaikat Tuhan di dalam mimpinya
dengan ketaatan. Ketaatan Yusuf membuahkan kekuatan yang mengalir didalam diri
Yusuf sehingga ia mampu menanggalkan kehendaknya, melupakan siapa dirinya,
bahkan masa depannya (yang mungkin sudah disusunnya untuk hidup bahagia bersama
Maria, wanita yang dikasihinya itu, layaknya mimpi para pria secara umum).
2 2. Pengorbanan diri dan penaklukkan kehendaknya
untuk tidak menyetubuhi Maria, sampai Maria melahirkan anaknya laki-laki yang
akan dinamaiNya Yesus.
Yusuf
didalam ketaatannya menghargai dan beriman bahwa bayi yang dikandung istrinya
adalah Pribadi Kudus sehingga ia rela untuk tidak menahan keinginannya untuk
bersetubuh dengan istrinya selama kurang lebih 9 bulan sampai melahirkan. Yusuf
percaya bahwa Bayi itu jauh lebih besar dari dirinya, yang kelak akan
mengampuni dosa nya dan dosa semua orang.
Yusuf bukan seorang yang kaya raya, pekerjaannya yang sebagai tukang kayu tidak menjanjikan penghidupan yang cukup untuk melangsungkan kehidupan Anak itu dan istrinya. Namun, Yusuf adalah orang yang beriman dan percaya atas pertolongan Allah (barangkali itu adalah alasan selanjutnya mengapa Yusuf ditentukan Allah sejak dari semula).
Pada
Injil Matius pasal 2 ayat 13 dijelaskan bahwa setelah Yesus Kristus lahir,
malaikat Tuhan hadir dalam mimpi Yusuf dan memerintahkan Yusuf untuk membawa
Anak itu dan ibuNya meninggalkan Israel menuju tanah Mesir untuk menghindari
kelaliman dalam rencana raja Herodes, raja di Tanah Yudea untuk membunuh Dia sampai
waktu Allah akan menyatakan rencanaNya kembali kepada Yusuf.
Satu
lagi karakter Yusuf yang kuat, yaitu ia sangat peka terhadap waktu–Nya Tuhan
(Kairos-Ancient Greek). Ada 4 kali
malaikat Tuhan menghampiri Yusuf didalam mimpi untuk memberikan ia perintah dan
petunjuk Tuhan, dan Yusuf meresponi dengan iman dan ketaatan penuh.
Yang pertama (Mat 1:20) yaitu ketika
malaikat Tuhan mengingatkan Yusuf untuk mengambil Maria sebagai istrinya
walaupun Maria mengandung bayi bukan dari benih Yusuf.
Yang kedua (Mat 2:13) yaitu ketika
malaikat Tuhan memerintahkan Yusuf meninggalkan Israel membawa Yesus dan ibuNya
menuju Mesir, dengan hanya berbekal upeti alias pemberian orang Majus yaitu
emas, kemenyan dan mur selama beberapa waktu di Mesir, kota Metropolitan (kira-kira
2 tahun lamanya).
Yang ketiga ( Mat 2:19) yaitu ketika
malaikat Tuhan memerintahkan Yusuf untuk kembali ke Israel Karena Herodes, yang
hendak membunuhnya sudah mati.
Yang keempat (Mat 2: 22b) yaitu ketika
malaikat menasihatkan Yusuf untuk tinggal di daerah Galilea, kemudian ia tiba
di sebuah kota bernama Nazaret. Dengan peristiwa ini genaplah nubuat oleh nabi-nabi,
bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret. Karena imannya, Yusuf tetap taat dan
percaya.
Allah dapat
memakai siapa saja untuk menjadi alat perkenananNya dalam rencanaNya yang besar
bagi dunia. Yusuf bukanlah seorang yang istimewa, seorang tukang kayu, begitu
tidak signifikan di zamannya. Tetapi Allah berkenan kepada Yusuf, begitulah
cara Allah , sungguh tidak terselami cara berpikir-Nya oleh kekuatan manusia.
Berefleksi dari
kehidupan Yusuf, saya belajar untuk percaya (Trust)
dan Taat (Obey) sepenuhnya kepada
Allah dalam segala hal sebab Dia begitu mengasihi dan setia. Bukan Allah yang
butuh saya, saya yang butuh Allah. Ingat
bahwa Kristus (Allah Putra) adalah ibarat pokok pohon anggur dan saya (dan
engkau) adalah cabang rantingnya. Diluar Ia kita tidak dapat hidup, diluar Dia
kita tidak dapat berbuat apa-apa. (Yohanes
15:5)
Meninggalkan
tahun 2012, mari merefleksikan diri, sudah sejauh mana engkau percaya kepada
Allah? Tatkala menghadapi pencobaan, adakah engkau datang kepadaNya dengan
kesungguhan hati? Adakah engkau percaya bahwa Allah menggenggam hari esokmu,
bahwa hidupmu bukan milikmu lagi?
Sudah sejauh
mana engkau taat? Adakah engkau mempersembahkan dirimu kepadaNya (waktu,
materi, tenaga, dll)? Setiakah engkau dalam membawa persembahan persepuluhanmu
kerumah Bapa, sebab segala sesuatu yang engkau miliki, sesungguhnya Ia berikan
bukan untuk engkau pakai sendiri? Adakah engkau setia kepada Kristus, tatkala
engkau melihat mereka yang meminta pertolonganmu, menjenguk dan berdoa bagi saudaramu
yang berada di dalam penjara, menyedekahi saudaramu yang gelandangan? memberi
minum bagi mereka yang tengah kehausan? memberikan jubahmu kepada mereka yang
memintanya?
Trust and Obey totally to God adalah
sebuah panggilan bagi engkau, saya dan semua orang yang menyebut dirinya anak Allah
untuk tidak sekedar percaya didalam hati, namun rela berkorbaan didalam nilai
ketaatan yang murni, sehingga membuahkan karakter kuat yang Allah perkenanankan
bagi hidup umatNya. Trust (Percaya) dan Obey (Taat) membutuhkan proses yang tidak sebentar,
ketika engkau gagal melakukannya, segeralah bertobat dan datang kepadaNya, karena
Allah mengampuni mereka yang menyesali dan mau meninggalkan dosanya, selagi
masih dalam masa perkenananNya.
Selamat Tinggal tahun 2012 & Selamat Datang Tahun Baru 1 Januari 2013
Kiranya Kasih Karunia Allah Bapa senantiasa
menyertai kita semua