Minggu, 14 Oktober 2012

Kesaksian di Tengah Krisis


Hari ini tepat setahun yang lalu, 13 Oktober 2011, aku teringat tentang peristiwa yang menurutku bersejarah dikeuarga kami, yaitu kala bapakku menjalani bypass Heart Surgery atau operasi bypass jantung di RSUP H.Adam Malik (HAM), Medan. Masih teringat dibenakku bagaimana resahnya perasaan kami pagi itu. Resah apakah operasi akan berjalan lancar, dan resah menyadari persediaan darah yang dibutuhkan belum tercukup.

2 Hari sebelumnya, Perawat kepala ruangan Rawat Inap pasien jantung melayangkan nota kebutuhan darah selama operasi dan pasca operasi. Di nota tertulis bahwa kami harus menyediakan sebanyak 21 Kantung darah bergolongan darah A (goldar bapakku) terdiri dari 5 kantung FFP (Fresh Frozen Plasma), 5 kantung WRC (Washed Red Cell), 5 kantung WB (Whole Blood) dan 5 kantung PRC (Pocket Red Cell) dan 1 kantung trombosit. Aku resah menyadari bahwa aku masih membutuhkan 13 kantung darah5 kantong FFP sudah disediakan PMI RSUP.

Kantong darah yang sudah kami upayakan masih 3 WRC yaitu, didapatkan dari darahku, adikku Robert Simbolon, dan Sahabatku Ratjen Simanjuntak. Kami hanya punya 2 hari untuk mencari sisanya.
1 Hari sebelumnya, 12 Oct 2011. Kami menoba menghubungi seluruh keluarga, namun hanya segelintir yang memiliki goldar serupa, ada beberapa yang sama namun enggan karena takut jarum suntik. Aku sangat resah menyadari bahwa stock kantong darah di PMI RSUP HAM untuk golongan darah A sudah kosong, aku berusaha menghubungi beberapa PMI di RS Kota Medan yang direkomendasikan jumlahnya juga terbatas itu. (Sebenarnya Aku kurang yakin dengan kualitas persediaan darah di PMI, darah siapa saja, aku juga tidak tahu, namun karena terdesak apa boleh buat)

Sorenya, Aku mendapat sebuah SMS dari seorang sahabat bernama Reinhhard Manurung, mahasiswa FE Univ.Nomenssen, yang bersedia menyumbangkan darahnya. Aku sontak terkejut dan bahagia sekali. Singkat cerita, darah trombosit nya diambil. Lalu malam harinya, ada seorang juniorku bernama Rizal dari FKM USU Angk’2007 (anggota HMI FKM USU)-sahabat dari adik Arnold (FKM USU Angk’2007) yang bersedia menyumbangkan darahnya, ternyata Rizal adalah sahabat PMI karena gemar menyumbangkan darahnya untuk orang lain (pada waktu itu adalah kali ke 7 dia memberikan darahnya).

Jadi total darah yang masih terkumpul masih 16 kantung darah aku masih binggung 5 katung darah lagi.
Malamnya (1 hari sebelum) aku menghubungi sahabat sekaligus teman KTB ku Ryzma Octoria Purba yang kebetulan berulang tahun (aku teringat ultahnya karena tepat peristiwa BOM Bali, 12 Oct). Kami bercerita dan aku mengungkapkan rasa galauku. Lalu menawarkan solusi dengan menghubungi adik2 pengurus di POMK, lalu mujizatpun terjadi.
Pagi harinya, sebelum mengantar bapakku menghadapi meja operasinya yang penuh benda-benda tajam dan menyeramkan. Kami bergandengan tangan seraya berdoa secara berantai, doa yang dipimpin oleh adikku, Richard Arnold Simbolon (yang tidak dapat hadir saat itu karena sedang kuliah di Bandung), lalu dilanjutkan oleh mamaku dan ditutup olehku. Doa yang sangat membawa kuasa. Amin.

Bapakku dibawa beberapa perawat menuju ruangan tempat pasien-pasien menunggu operasi. lalu, sebuah SMS muncul dari seorang mahasiswa semester 7 FE USU bernama Marthin (kalo tidak salah) yang bersedia menyumbangkan darahnya, demikian lagi muncul SMS dari mahasiswi Keperawatan USU (maaf, aku lupa namanya), kemudian seorang lagi mahasiswa dari POLMED bernama Sandi Siburian, lalu terakhir seorang bernama Firman Syahputra berasal dari Aceh yang membaca sebuah pesan twitter yang dia sendiri terima dari forward-an temannya (pada awalnya aku skeptic namun ketika mendengar sebuah nama ‘Sam Ndut’ aku langsung percaya, ternyata itu adalah sebuah status di Twitternya bang  Sam Oliver butar-butar, Alumnus FPsi’03)

Demikian semua kebutuhan terpenuhi, namun selama operasi berlangsung aku masih menerima SMS dari beberapa orang lain yang mau menyumbangkan darahnya sampai sebanyak 7 orang lain. Aku berterima kasih atas kesediaan mereka, dan memohon kepada mereka untuk memberikan doa buat  orang tuaku saja. Aku menyadari kuasa mujizat hari itu, tidak lebih dari 12 jam yang lalu aku membutuhkan 7 kantung darah, dan sekarang aku malah kelebihan 7 kantung darah (aku teringat Mujizat yang dilakukan Yesus Kristus dengan 5 roti dan 2 ikan yang memberi makan 5000 orang; dan sisanya malah 12 bakul).
Teringat kejadian itu, aku hanya bisa geleng kepala, it is too good to be true!!!!!!
Operasi berlangsung selama 8 jam, berakhir pukul 16.30 WIB. Bapakku tidak sadarkan diri selama 2 hari penuh, dan kembali siuman pada hari yang ketiga.

Hingga detik ini, bapakku masih sehat dan kembali bisa beraktifitas (dengan perawatan dan check-up berkala tentunya). Aku juga berterima kasih buat keluarga, teman dan sahabat yang turut membantu kami.
Sungguh pengalaman ini membuatku semakin diteguhkan bahwa hidup jauh lebih berarti dari segala-galanya. Maka selayaknya kita bersyukur untuk hidup kita dengan mengerjakan hal-hal baik dan positif bagi orang-orang disekelilingmu. Mulailah dari hal terkecil, misalnya dengan memberi senyuman kepada orang-orang yang ditemui (kita tidak tahu bagaimana sebuah senyuman manis sudah membantu orang lain merasa dihargai, barangkali saja dia orang yang merasa kesepian).

Semoga kesaksianku bisa membantumu menghadapi masa-masa sulit bersama orang-orang yang kamu cintai (keluargamu, para sahabatmu, dll) di rumah sakit atau dimana saja.