Senin, 25 Maret 2013

RefLeksi Dies Natalis GMKI



(tulisan sebagai kontribusi untuk GMKI Komisariat FKM USU)

Shallom, teman-teman!

Sudah selayaknya kita bersyukur atas penyertaan Tuhan atas gerakan ini yang sudah menginjak usia 63 tahun. Sejak berdirinya, sudah banyaklah yang Tuhan kerjakan melalui gerakan ini, kuantitasnya pun terus bertambah dari level cabang hingga level komisariat di seluruh Indonesia. Namun, apakah kuantitasnya tersebut dibarengi dengan peningkatan kualitasnya? Kalau saya ditanya, saya akan menjawab ‘belum tentu’. Sebagai senior GMKI Komisariat FKM USU yang pernah melayani, saya ingin memberikan pemikiran saya tentang makna sebuah pelayanan seorang kader yang tentunya harus berkenan kepada Tuhan, agar pelayanan itu sendiri tidak menjadi sia-sia.

Hakikat seorang ‘murid’ Tuhan
Prinsip dasar kemuridan berbeda dari prinsip dasar pendidikan dunia modern, yaitu seorang murid yang ketika itu dipilih untuk magang bersama gurunya, sehingga melalui hidup bersama, terjadilah proses belajar bersama, terdidik, tertempa, dan terbentuk dalam pengetahuan, karakter, keterampilan, dan seluruh kepribadian secara utuh. Dalam bahasa Inggrisnya murid adalah disciple, kata dasar yang membentuk kata disiplin.

Tuhan Yesus memanggil para muridNya untuk hidup, belajar dan melayani bersama Dia. Mereka dipilih oleh Tuhan Yesus bukan dari kalangan kaum cendekia, ahli Taurat, atau orang-orang terpandang pada waktu itu. Justru sebaliknya, Tuhan Yesus memakai orang-orang dengan pekerjaan dan pengetahuan yang dianggap rendah (para nelayan), bahkan yang dianggap sampah masyarakat (pemungut cukai) untuk menjadi murid (rasul) Kristus yang menggetarkan dunia oleh hikmat dan kemampuan supranatural mereka serta pola hidup mengasihi yang berbeda dari adat istiadat-hukum pada waktu itu.

Begitu juga dengan Saulus (alias Paulus), sebelum bertobat adalah seorang penganiaya umat Kristen Yahudi yang tidak segan-segan membunuh, namun pada akhirnya Tuhan sendiri yang memanggil dan memperlayakkannya untuk menyiarkan kebenaran melalui pemberitaan Injil di beberapa kota.

Dalam Matius 16:24-26 “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Teman-teman, zaman sudah berubah namun prinsip kebenaran Tuhan tidakLah berubah, kalau mau menjadi murid Kristus yang sejati, lakukanlah ketiga hal berikut:
1.      Sangkal diri; artinya kita harus sedia menyangkal diri kita alias tidak menuruti hawa nafsu (seperti nafsu amarah, kemalasan, iri, dendam, mencemooh, dll).
2.      Memikul salib kita; yaitu menjalani hidup yang penuh tantangan/godaan (dalam pekerjaan, pelayanan, studi, dll) dengan penuh iman hingga kita berhasil melewatinya); pengertian lainnya adalah meninggalkan dosa kita baik yang terang-terangan dilakukan (seperti nyontek pada saat ujian atau korupsi berjamaah) maupun dosa yang sengaja disembunyikan karena tidak ingin diketahui orang lain. Menyalibkan dosa tersebut sampai kita benar-benar merdeka alias mampu melepaskan diri dari ikatan dosa tersebut.
3.      Mengikut Tuhan; artinya mengikuti teladan Yesus. Melayani Tuhan merupakan salah satu wujud mengikuti telandan Yesus Kristus yang tentunya akan banyak hal yang akan kita korbankan. Mau melayani Tuhan? Berani bayar harga.

Mungkin teman-teman lantas berpikir, adalah hal yang mustahil bagi orang seperti kita untuk layak dikatakan murid-Nya karena terlampau begitu sulit, tapi janganlah kuatir sebab Tuhan pasti akan memberikan kekuatan dan kuasa-Nya bagi kita sehingga kita lekas sadar dan bertobat. Dalam sebuah buku berjudul MISI, dikatakan pertobatan mempunyai awal dan banyak pengulangan, maknanya dapat disimpulkan dengan peringatan Paulus kepada orang-orang Kristen di Roma: “Janganlah kamu serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah (terus-menerus) oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Rm 12:2).

Namun, kita musti paham betul bahwa memang benar, manusia tercipta tidaklah sempurna dan tidak luput dari dosa dan berbagai kelemahan, TETAPI, jangan disalah mengerti bahwa setiap kali berbuat dosa, kita sebagai orang Kristen hanya datang saja kepada Tuhan, lalu dosanya akan diampuni. INGAT, kalau tidak ada penyangkalan diri, memikul salib dan penyesalan akan dosa maka dosa tersebut tidak akan diampuni bahkan kita tidak layak menjadi murid Tuhan.

Motivasi melayani , haruslah melakukan kehendak Tuhan
Pada akhir wawancara sebuah pekerjaan, HRD sebuah perusahaan akan bertanya kepada calon karyawannya “kalau kamu diterima bekerja disini, berapa gaji yang kamu harapkan?”. Gaji merupakan salah satu motivasi seseorang bersedia bekerja pada sebuah perusahaan atau instansi. Hal itu berbeda dengan sebuah pelayanan dalam kekristenan, dimana seseorang tidak dibayar (gaji) justru sebaliknya, turut ‘membayar’, lantas apa sebenarnya motivasi kita bersedia melayani Tuhan? Atau lebih specific, apa sebenarnya motivasi kita ber-GMKI?

Ragam motivasi dalam melakukan pelayanan seperti ber-GMKI, misalnya karena rindu bersekutu dengan saudara seiman, menambah teman, gemar berdiskusi dan belajar hal baru, hobi mengorganisir program/kegiatan, dan belajar kepemimpinan, tetapi ada juga yang dilandasi oleh motivasi ketakutan/paksaan, motivasinya karena tidak punya motivasi alias bingung mau ngapain di FKM, atau yang mau menyalurkan hobinya untuk jalan-jalan alias rekreasi dan lain-lain.

Apapun motivasi kita masuk dan menjadi kader GMKI, saya pikir Tuhan Maha tahu dan mengerti. Sekalipun motivasi kita awalnya kurang tepat, namun Tuhan dapat merubah itu semua menjadi murni demi kemuliaan nama-Nya.  Selama kita bersedia untuk diubahkan dan dipakai oleh Tuhan (kali ini hanya oleh Kasih Karunia-Nya) dalam pelayanan kita, maka Ia pasti akan meluruskan motivasi kita, kehendak Tuhan bukan lagi sesuatu yang agaknya bertentangan dengan keinginan kita, melainkan sudah sama (perlu latihan dan persekutuan yang intim dengan Tuhan).


Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
GMKI merupakan tempat persiapan kader dengan kompetensi dalam iman, ilmu, kepemimpinan dan kepekaan sosial yang dapat diaplikasikan dalam tiga medan pelayanannya yakni, gereja, perguruan tinggi dan masyarakat dengan moto “tinggilah iman, tinggilah ilmu dan tinggilah pengabdian” hendaknya dipedomani dengan sungguh-sungguh
.
Medan pelayanan pertama yaitu gereja. Gereja melambangkan persekutuan umat Kristen yang berakar dan bertumbuh dari iman kepada Allah Tri-Tunggal. Kader GMKI haruslah mengutamakan persekutuan dengan saudara seiman didalam Tuhan Yesus dengan gemar melakukan pertemuan ibadah, jam doa, kontak doa, komunitas kelompok kecil, pendalaman Alkitab dan/atau persekutuan lainnya, yang tujuannya adalah mempertebal iman sehingga kader GMKI tidak mudah terombang-ambing imannya oleh prinsip dan hikmat duniawi. Tujuan lainnya adalah memegang teguh pengharapan dari Tuhan, bahwa keselamatan dan hidup kekal adalah satu-satunya di dalam nama Yesus Kristus. Dan tujuan berikutnya adalah menerapkan kasih dalam seluruh segi kehidupan. Ini yang dinamakan mandat penginjilan atau memenangkan jiwa. Yang menjadi landasan utama kader melakukan mandat penginjilan yaitu perintah Tuhan Yesus dalam amanat Agung-Nya (Mat 28:19-20). GMKI adalah rekan sekerja gereja Tuhan, kader GMKI adalah tangan dan kaki-Nya Tuhan.

Medan pelayanan kedua yaitu Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi adalah tempatnya mahasiswa menggali ilmu, hikmat dan pengetahuan. Sepakatkah teman-teman kalau belajar giat adalah juga pelayanan? Tentu saja, teman-teman harus belajar sungguh-sungguh agar kelak dapat memberikan kontribusi dan perubahan yang berarti bagi kehidupan orang lain. Ini yang dinamakan tugas mandate kebudayaan. Tuhan Yesus juga pernah melakukan mandat kebudayaan, seperti menyembuhkan orang-orang sakit, memberi makan 5000 orang yang kelaparan, dan mengasihi orang miskin. Misalnya, sebagai tenaga promosi kesehatan yang inovatif sehingga mampu untuk memberdayakan masyarakat marginal untuk menerapkan pola hidup sehat, sebagai tenaga epidemiolog yang mampu memutus rantai penularan penyakit dengan melakukan penyelidikan epidemiolog terhadap suatu KLB penyakit menular dan surveilans di suatu daerah, administrator kesehatan yang mampu menerapkan prinsip ‘good governance’ dalam suatu sistem kesehatan, demikian juga dengan ahli gizi, ahli K3, dll.

Kader GMKI yang melayani juga harus mampu menunjukkan performance akademiknya yang baik. Pelayanan sebagai kader GMKI atau organisasi Kristen lainnya adalah penting, tapi teman-teman perlu juga ketahui bahwa studi juga adalah pelayanan, yang kita pertanggungjawabkan tidak hanya kepada Tuhan dan orang tua, namun juga kepada diri sendiri dan masyarakat. Cepat atau lambat, masyarakat akan membutuhkan pemimpin yang Takut akan Tuhan, masyarakat akan membutuhkan kita.

Kader GMKI yang terbilang mahasiswa, mempunyai keistimewaan tersendiri karena melalui kader, telah memberikan pelayanan di tengah-tengah kehidupan pemuda dan pemudi calon pemimpin masa depan bangsa. Masa perkuliahan merupakan masa yang menentukan pola pikir dan karakter seseorang, apa jadinya seandainya pola pikir dan karakter ini terbentuk dari prinsip-prinsip yang salah? Kita bisa bayangkan kerugian dan kemerosotan bangsa yang akan terjadi jika hal itu sampai terjadi. GMKI harus menjadi wadah pembentukan pola pikir dan karakter mahasiswa.

Medan pelayanan ketiga adalah masyarakat. Seperti contoh yang disebutkan diatas tadi, kelak kita akan terjun ke masyarakat dan akan menerapkan mandate budaya. Hendaklah itu semua didasarkan atas motivasi pelayanan yang murni, oleh karena kasih dan ketaatan kita kepada Tuhan.

Jadi, teman-teman segerakan, hendaklah kita menjadi kader GMKI yang melayani dengan motivasi yang benar dilandasi dengan ketaatan kepada Tuhan dan belas kasih (mercy) yang kita taruh untuk sesame kita. Sadarilah, bahwa ladang sudah menguning, siap untuk dituai, namun tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit.

“GMKI menjadilah suatu pusat sekolah latihan (leershool) dari orang-orang yang mau bertanggungjawab atas segala sesuatu yang mengenai kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia. GMKI bukanlah merupakan Gesellschaft, melainkan ia adalah suatu Gemeinschaft, persekutuan dalam Kristus Tuhannya. Dengan demikian ia berakar baik dalam gereja, maupun dalam Nusa dan Bangsa Indonesia”.
_________dr.Johanes Leimena Wikipedia


Minggu, 10 Februari 2013

A True Follower (Part 1)

Khotbah hari Minggu di Gereja City Blessing-Depok pagi ini sungguh memberkati para jemaat. Hamba Tuhan yang menabur Firman Tuhan ialah Pdt Edmund dari Lampung. Ia mengawali khotbahnya dengan mengajak setiap jemaat, umat kepunyaan Allah yang sudah ditebus untuk menjadi pengkut Kristus (murid Yesus).

Menjadi orang Kristen saja tidak cukup. Ada banyak hal berharga yang Allah rencanakan melalui kehidupan orang Kristen. Rencana yang Allah nyatakan melalui umatNya asal mereka setia melakukan panggilannya. Mengikut Tuhan tentunya bukan hal yang mudah dan murah bagi setiap umat Kristen. Ada penyangkalan diri, memikul salib kita, dan membayar harga dalam pelayanan panggilan. Kita sudah saksikan bagaimana kehidupan rohani murid-murid Yesus Kristus. Para murid memiliki hubungan emosinal yang dekat dengan Yesus Kristus, mereka senantiasa patuh dan percaya kepada Yesus Kristus, memiliki kehidupan doa yang luar biasa, memberi, mengasihi, dan mengampuni mereka yang menyakiti.

Allah tidak pernah berubah, dulu, sekarang dan selama-lamanya. Allah menghendaki umatNya untuk percaya terhadap Allah Putra (GOD) dalam pribadi Kristus (human) dan senantiasa memiliki kerinduan untuk menjadi pengikut alias murid Kristus meskipun Kristus secara fisik tidak bersama-sama dengan kita, namun Ia telah berjanji bahwa Ia akan mengutus Roh-Nya yang Kudus untuk tinggal di dalam hati kita dan menjadi pelita, asal kita tetap setia dalam doa dan pengharapan. Firman Tuhan mengingatkan kita supaya kita tidak memadamkan Roh, kalau tidak kita hanya menjadi orang Kristen yang sia-sia.

Menjadi Pengikut Kristus

Matius 16:24-26 
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?"

Tuhan Yesus Kristus mengingatkan kita bahwa untuk menjadi pengikut Tuhan ada 3 hal penting yang harus kita sedia lakukan.

  1. Sangkal diri

Didalam New Living Translation-Bible ay 24 tertulis demikian “if any of you wants to be my follower, you must turn from your selfish ways, take up your cross, and follow me”.

 ‘Menyangkal diri’ mempunyai arti tidak menuruti hawa nafsu. Hawa nafsu identik dengan dosa berupa amarah, dengki, mudah tersinggung, menghakimi orang lain, kebencian, persengketaan, ketidak jujuran, ketamakan, mementingkan diri sendiri, kebirahian, pikiran kotor, kekacauan, dan dendam. (Artikel sejenis-Sangkal diri)

Kalau kita tidak tahu bagaimana menyangkal diri, kita tidak akan pernah merasakan iman bertumbuh. kita juga akan menemukan kasih sudah menjadi beku, kita menjadi dingin dan tidak peka terhadap sesama. Kalau kita tidak mau menyangkal diri, iblis sudah berdiri didepan untuk menguasai hati dan pikiran kita oleh perbutan yang jahat. 

1 Petrus 5: 8 “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari  orang yang dapat ditelannya”.

Orang yang tidak bisa menyangkal diri membuktikan bahwa hidupnya dibawah kekuasaan iblis, sehingga ia tidak bisa keluar dan menyerah terhadap kejahatannya. Ia akan hidup dibawah bayang-bayang hawa nafsunya yang menjadi-jadi. Mereka terikat oleh jerat dosa dan godaan iblis begitu mudahnya mempengaruhi keputusannya.

Orang yang hidup dibawah pengaruh pornografi akan sulit meninggalkan keinginannya untuk tidak membaca, menyaksikan bahkan melakukan tindakan buruk  untuk memuaskan hawa nafsu dan kedagingannya.

Orang yang memiliki kepahitan dimasa lalunya, biasanya akan sulit memaafkan orang lain, mudah tersinggung dan cenderung menyimpan kesalahan orang lain yan berujung kepada tindakan dendam. Hanya dengan menyangkal dirinya maka ia bisa seutuhnya lepas dari jerat kepahitan sehingga kasih akan mengambil alih hatinya.

Kita jangan mengira kejahatan hanya mungkin terjadi atau dilakukan oleh mereka yang miskin secara ekonomi, tidak berpendidikan, tidak memiliki orang tua, atau tidak terlihat menjalankan kegiatan agamanya. Fakta sehari-hari mencatat betapa banyaknya pejabat yang melakukan korupsi, tindakan perselingkuhan yang tidak memandang status sosial seseorang, dan yang sangat disayangkan, mereka yang menjalankan kehidupan dan perintah agamanya juga tidak lepas dari dosa kesombongan, ketamakan, mementingkan diri sendiri, dan tidak peka terhadap mereka yang lemah.  Kalau begitu dunia macam apakah dunia tempat kita berpijak ini? Tidak satupun melakukan hal yang benar. Semuanya sudah cemar oleh dosa.
  
Orang yang tidak menyangkal diri, ibarat orang yang suka mengamat-amati. Mereka hanya dapat mengamat-amati perbuatan orang lain dan mengkiritiknya habis-habisan.

Orang yang demikian tidak sadar bahwa dirinya juga tidaklah sempurna, namun merasa memiliki hidup yang benar dan tidak bercacad. Namun, Allah sungguh menentang orang-orang congkak. Barangsiapa meninggikan diri, maka ia akan direndahkan. Barangsiapa merendahkan hati, maka ia akan ditinggikan (Perkataan Yesus Kristus). Lantas bagaimana sikap kita ketika menemukan orang yang berbuat tidak benar?

I Timotius 5:1-2 Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.

Kasih adalah ciri khas kehidupan orang Kristen dan kasih tidak boleh hanya di bibir saja, tetapi kasih harus di nyatakan dalam perbuatan nyata. Teguran yang di sampaikan harus di bungkus oleh kasih. Orang yang salah boleh ditegur asal tetap dalam koridor kasih. Mengapa banyak sekali kita temukan orang yang menegur malah akhirnya bertengkar dengan orang yang ditegurnya? Itu karena teguran yang diberikan adalah teguran yang diluar koridor kasih. Hal ini sering kita temukan di dunia pekerjaan. Seorang atasan sering menegur bawahannya dengan suka-suka. Akibatnya bawahannya melakukan perlawanan yang akhirnya terjadilah pertengkaran.

Contoh teguran yang berada diluar kasih dapat kita lihat dibawah:
1.Teguran yang di motivasi oleh amarah.
2.Teguran yang di motivasi oleh kebencian.
3.Teguran yang di motivasi oleh membalas.
4.Teguran yang di motivasi oleh iri hati.
5.Teguran yang di motivasi oleh untuk menunjukkan power 

Kalau kita tahu bagaimana menyangkal diri, maka iman kita akan bertumbuh. Dan kasih merupakan bagian dari kehidupan kita.

Jadi untuk mengikut Yesus Kristus, hal terutama yang harus kita lakukan adalah sangkal diri. Setelah kita mampu dan dimampukan untuk menyangkal diri, kita harus memikul salib kita. Apa yang dimaksud dengan memikul salib kita?
Akan dibahas pada artikel A True Follower (Part 2)

Selasa, 05 Februari 2013

Mitos Kanker, segera tinggalkan


Tanggal 4 Februari ditetapkan sebagai World Cancer Day (Hari Kanker Sedunia) yang pertama kali ditemukan oleh the Union for International Cancer Control (UICC) dengan tujuan organisasi yaitu menurunkan kematian dan insidens penyakit Kanker tahun 2020. WCD 2013 akan berfokus pada target 5 World Cancer Declaration: dengan tema “Kanker, tahukah kamu?.” Tema tersebut dilatar belakangi oleh mitos seputar Kanker yang diyakini oleh sebagian besar masyarakat di seluruh dunia. Kalau dahulu mitos tersebut berangkat dari fakta barangkali ada benarnya, namun di zaman seperti sekarang, sudah lain ceritanya. 

Organisasi kanker dunia menjelaskan ada setidaknya 4 mitos kanker, yaitu:
  1. Kanker hanya sekedar isu kesehatan
  2. Kanker adalah penyakit orang kaya, orang tua, dan penyakit yang ditemukan di Negara-negara maju
  3. Kanker adalah penyakit yang memvonis pasien ‘mati’
  4. Kanker sudah menjadi nasib

Sebagai praktisi di bidang kesehatan masyarakat, saya tertarik untuk mengkaji sekaligus membuktikan Kanker sebagai penyakit yang kebanyakan dialami di usia tua adalah benar-benar mitos, dan harus segera ditinggalkan. Kanker dapat menyerang siapa dan kapan saja. Pemahaman yang benar tentang kanker akan meningkatkan kesadaran seseorang untuk melakukan upaya preventif seperti memeriksakan dirinya terkait dengan potensi kanker dan upaya kuratif untuk menghindari dampak buruk kanker (cacad atau kematian). Pemahaman masyarakat yang benar begitu penting sebab dalam jangka panjang berimplikasi terhadap peningkatan kesejahteraan dan perbaikan ekonomi keluarga, masyarakat bahkan negara.

Menurut ilmu kedokteran, Kanker bukanlah satu penyakit, tetapi beberapa penyakit dengan pathogenesis, gambaran klinik dan penyebab yang berbeda-beda. Kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal namun penyebab dan titik mulai berkembangnya tidak diketahui secara jelas.

Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Kebanyakan kanker menyebabkan kematian yang sebenarnya dapat dicegah dengan perawatan yang dimulai sejak awal teridenifikasi.  Faktor resiko kanker berhubungan dengan faktor lingkungan dan keterpaparan dengan bahan karsinogenik yang sebenarnya juga dapat dihindari.

Tak ayal kasus kanker telah menjadi leading cause kematian di beberapa negara. Kanker tidak hanya dialami oleh mereka yang tergolong kelompok usila. Bahkan, kematian akibat kanker juga banyak terjadi pada mereka yang termasuk dalam usia produktif.

Beberapa studi dilakukan untuk mengukur Disease burden dengan menggunakan indicator Potential Years of Life Lost (PYLL), Dissability Adjusted of Life Years (DALY), dan Quality Adjusted Life Years (QALY).

PYLL merupakan indikator atau ukuran kematian prematur. Angka ini menunjukkan total jumlah tahun yang hilang pada seseorang yang meninggal sebelum usia 75 tahun. Beberapa studi yang dilakukan negara-negara maju menggunakan indikator ini untuk menganalisis ukuran dampak penyakit dalam rangka menentukan prioritas program intervensi kesehatan. Penelitian di Swiss (1999) dengan tujuan menentukan prioritas masalah kesehatan di negara tersebut mengkombinasikan metode Delphy Survey, PYLL dan DALY, menentukan kanker payudara sebagai prioritas masalah kesehatan keempat dan mendapat prioritas intervensi kesehatan yang perlu dilaksanakan di negara tersebut.

Sebuah studi di Jepang dengan menggunakan indicator PYLL membuktikan bahwa kanker mengalahkan stroke pada awal 1980an dan menempati urutan pertama penyebab kematian di Jepang sekaligus penghambat utama dalam upaya berkelanjutan peningkatan usia harapan hidup (Life espectancy) di negara tersebut (Jepang menempati urutan ketiga tertinggi di dunia-The World Factbook)

Kanker terbukti telah menghilangkan tahun-tahun potensial hidup masyarakat di berbagai negara. Tak terhitung berapa banyak tahun-tahun potensial hidup berkualitas usia produktif masyarakat yang hilang alias nihil kontribusi pada kesejahteraan keluarga, masyarakat dan tentu saja berdampak jangka panjang bagi lemahnya pertumbuhan dan stabilitas ekonomi suatu negara.

Beban penyakit kanker secara ekonomi mencakup beberapa faktor yaitu biaya perawatan kanker, biaya yang terkait dengan variable waktu dan upaya-upaya yang dilakukan pasien dan kerabat, dan juga biaya atau ongkos yang berasosiasi terhadap hilangnya produktifitas akibat kecacadan dan kematian prematur. Biaya perawatan kesehatan dibagi menjadi biaya langsung (berupa perawatan, pengobatan),  biaya tidak langsung (hilangnya produktifitas) dan biaya tidak nyata/intangible cost (penderitaan, gangguan mental dan psikologis).

Analisis yang pernah dilakukan oleh National Health Interview Survey36 menemukan bahwa seperlima (18.2%) dari cancer survivors (mereka yang sembuh dari kanker) yan bekerja sebelum dan sesudah kanker didiagnosis, mengalami masalah selama bekerja akibat kanker. Studi lainnya melaporkan 13% cancer survivors berhenti bekerja akibat mengalami gannguan atau dampak kanker selama 4 tahun  masa diagnosis.

Bradley dkk melakukan studi untuk membuktikan dampak kanker payudara bagi pekerja wanita. Temuannya menunjukkan bahwa wanita dengan kanker payudara memiliki peluang 10% lebih rendah untuk bekerja, dan menyebabkan mereka diberhentikan dari pekerjaannya sehingga berdampak pada kesulitan ekonomi yang dialami penderita dan keluarganya. Studi oleh Stewart menemukan bahwa 40% wanita yang sembuh dari kanker payudara mengalami efek negatif dari penyakitnya. yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan bekerja dalam jangka pangka. Hal ini mengakibatkan mereka memperoleh upah yang rendah. Hal ini termasuk dalam indirect cost akibat kanker.

Individu, keluarga bahkan komunitas dapat mengalami kanker di segala usia. Maka, sedari sekarang marilah peduli kanker dengan memeriksakan diri sedini mungkin dari potensi kanker.


Investing in prevention and early detection of cancer is cheaper than dealing with the consequences.-IUCC, 2013

Rabu, 30 Januari 2013

Potential Years of Life Lost (PYLL)


Konsep kematian prematur mulai dikembangkan pada tahun 1947, dan sejak saat itu secara luas mulai banyak dipakai dengan asumsi bahwa penyakit tertentu yang dapat menyebabkan kematian seseorang di usia dini seharusnya tidak memiliki prioritas yang sama dengan penyakit yang menyebabkan kematian pada usia lanjut. Indikator potensi tahun hidup yang hilang (Potential Years of Life Lost) antara usia 1-70 tahun memiliki tujuan utama yaitu mengetahui peringkat utama kematian prematur. Bayangkan saja, apabila prioritas intervensi program lebih ditujukan pada pengendalian penyakit jantung atau osteoporosis yang lebih banyak diderita pada usia tua daripada penyakit yang dapat membunuh seseorang pada usia produktif seperti HIV-AIDS, Hepatitis B, atau kematian akibat kecelakaan lalu lintas, maka dampak kesehatan dan ekonominya akan jauh lebih besar pada populasi tersebut akibat banyak tahun-tahun potensial hidup yang hilang (khususnya usia muda).
          
Indikator ini sangat cocok sebagai indikator sosial dalam membantu perencana kesehatan dalam menentukan prioritas pencegahan kematian prematur. Business Context penggunaan indikator ini dapat diaplikasikan untuk membuat Health Plan disuatu populasi masyarakat,  laporan Profil Kesehatan Level Nasional hingga Kabupaten, dan estimasi peluang aktuaria asuransi. Bahkan, studi-studi epidemiologi banyak menggunakan indikator ini dalam mengukur Disease burden-combined with Dissability Adjusted Life Years (DALY) dalam sebuah populasi dan menentukan Health priority dalam suatu masyarakat.

PYLL adalah ukuran kematian prematur.  PYLL memperkirakan total tahun-tahun hidup potensial masyarakat jika mereka tidak mati premature akibat suatu penyebab tertentu. Ukuran ini merupakan sebuah metode alternatif untuk memperkirakan angka kematian yang lebih baik pada kematian orang muda.  Menurut Alberta Health Service, PYLL didefenisikan sebagai banyaknya tahun potensial hidup seseorang yang hilang sebelum usia 75 tahun untuk semua penyebab. PYLL juga berguna untuk mengukur dan mengetahui besarnya (severe) / magnitude kematian prematur oleh penyebab tertentu.

Potential Years of Life Lost : The total number of years not lived by an individual who died before their 75th birthday.

Biasanya, metode pengukuran YLL (Years of Life Lost) yang dipakai peneliti berbeda-beda, tergantung pada cut-off  usia pada Life Tables populasi penelitian.  Di beberapa penelitian, menggunakan usia 75 tahun sebagai cut-off.
  1. Indikator ini memberikan penekanan lebih spesifik pada penyebab kematian yang terjadi pada usia muda dibanding dengan usia tua
  2. Usia 75 tahun sebagai acuan usia harapan hidup pada orang-orang Canada baik pada jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
  3. Kematian yang terjadi di usia 75 tahun atau lebih tidak masuk dalam penghitungan PYLL
  4. Kematian bayi usia < 1 tahun

Adanya perubahan angka PYLL dari waktu ke waktu dapat terjadi karena adaya multi faktor penyebab termasuk didalamnya yaitu perubahan insiden penyakit atau survival (sama dengan umur harapan hidup-UHH). Indikator PYLL tidak memperhitungkan kualitas hidup, jadi berbeda dengan Quality Adjusted Life Years (QALY).  

PYLL dapat digunakan sebagai salah satu indikator penentuan prioritas masalah kesehatan disuatu masyarakat, dapat dikombinasikan dengan metode analisis situasi lainnya. Seperti Studi Analisis situasi yang pernah dilakukan untuk memperoleh health priorities di beberapa wilayah di Swiss  dengan menggunakan triangulasi metode yaitu PYLL, Dissability Adjusted Life Years (DALY) dan metode Delphi Survey, diperoleh sebuah hasil analisis dengan perspektif yang lebih luas dan komprehensif serta lebih dapat diterima.

Kombinasi Metode PYLL, DALY dan Delphi
studi Analisis Situasi beberapa wilayah di Swiss

Cara memperoleh PYLL
Hati-hati dalam membandingkan indicator PYLL dalam frame waktu dan geografis yang berbeda. Beberapa institusi menyajikan angka PYLL per 1000 ( 73.2 per 1000 orang) , per 100.000 (0,732 per 100.000 orang) atau ada juga yang menunjukkan total tahun potensial hilang nya saja (8,934,234 orang-tahun). Jika dikaitkan dengan time frame, PYLL ini juga mempunyai beberapa keterbatasan, karena tidak reliable, hingga statistik vital yang up to date harus diupayakan.

Ada 2 metode menghitung PYLL, ada yang menggunakan a fixed-age (contoh: 75 tahun) sebagai cut-off, lainnya menggunakan umur harapan hidup (UHH) yang berlaku.
Sumber Data : Statistik vital (Badan Pusat Statistik). Dari lembaga tersebut diperoleh numerator dan denominator.

Kalkulasi PYLL
Dapat diperoleh dengan 2 cara:

A. Metode A (Individual)
PYLL akibat kematian tertentu dihitung tiap orang yang mati sebelum usia 75 tahun. Contohnya, seseorang yang mati pada usia 30 tahun akan kehilangan 45 tahun potensial hidupnya. Angka diperoleh dengan membagi total PYLL dengan total populasi berusia < 75 tahun.
Metode Penghitungan:
Individu
Umur Kematian (tahun)
PYLL (75 -  umur kematian)
1
6 bulan
75 – 0,5 = 74,5
2
55
75 – 55 = 20
3
15
75 – 14 = 60
4
85 *
0
5
60
75 – 60 = 15
Jumlah PYLL
169,5
Catatan : *merujuk kepada kematian yang tidak berkontribusi pada PYLL karena kematian pada usia > 75 tahun.

B. Metode B (Kelompok umur)
Umur
Jumlah Kematian
(1)
Rata-rata Umur
(2)
75 - Rata-rata umur mati (3)
PYLL (1) x (3)
< 1 Tahun
4
0.5
74.5
298.0
1-4
28
3.0
72.0
2016.0
5-9
52
7.5
67.5
3510.0
10-14
64
12.5
62.5
4000
15-19
315
17.5
57.5
18112.5
20-24
410
22.5
52.4
21525.0
Jumlah PYLL

46301.5

Rate PYLL per 1000 orang
= Toyal PYLL / Jumlah populasi < 25 tahun
= 46301.5 / 13547721
= 3.4 per 1000

Alternatif lainnya adalah dengan mengukur dampak dari kecacatan atau kematian premature dengan mengunakan Dissability Adjusted Life Years (DALY).

Pada sebuah studi Cohort yang dilakukan untuk melihat potential life lost populasi Indian berusia 24-74 tahun, 1991-2001, hasil studi memperlihatkan beban kematian premature diantara orang Indian pada usia bekerja. Rate PYLL pada orang Indian usia 24-74 tahun sebesar 2,5 kali lebih besar dari orang dewasa non-aborigins, dan sedikit lebih tinggi pada orang Indian yang tinggal di Indian Reserve. Penyakit tidak menular atau kronis seperti penyakit kardiovaskular dan kanker merupakan penyumbang PYLL terbesar. Namun, injuries (cedera/kecelakaan), khususnya unintentional injuries, merupakan variable dengan disparitas paling signifikan, menandakan betapa perlunya rekomendasi program pencegahan kecelakaan di wilayah mereka. Disparitas kesehatan yang ada banyak berhubungan dengan status sosial ekonomi masyarakat.

Selasa, 22 Januari 2013

Trip to Putri and Mansalaar Island


Hari minggu 20 Januari 2013, tanpa persiapan dan rencana yang begitu detail layaknya rekreaksi menuju Pulau Impian yang biasa dilakukan orang, waktu itu kami berangkat terdiri dari 10 orang penumpang + 2 awak kapal. Dengan mengendarai kapal (perahu dengan mesin) "Dolphin" kami berangkat pukul 11.30 meninggalkan tepi pantai.
Tujuan pertama yaitu ke Pulau Putri yang ditempuh kira-kira 2 jam. Menyaksikan deburan ombak, jutaan liter air di samudra nan tenang namun menakutkan, teriknya sang matahari  membakar kulit, hembusan angin laut yang sejuk namun lembab membuat kulit seperti ditaburi lem perekat, menyaksikan gugusan pulau-pulau kecil yang bertaburan di lautan Tapanuli Tengah, menyaksikan Pulau Situngkus yang terkenal kaya akan udang, kepiting, dan molusca yang berada sejengkal di depan pelipis kami, berharap dan menanti.. semoga!! Waktu begitu bersahabat, kala kami menikmati pemandangan yang tidak biasa itu, hingga tanpa terasa kapal telah mendaratkan kami di Pulau cantik itu. 

"Bagan"

Pulau sudah mendekat, kami segera merapat. Aduhai, eLok nian karya cipta Sang Khalik, another masterpiece created by God's hand, meletakkan panorama indah di puLau sekecil itu di negeri kami tercinta. Melihat kejernihan air, rasanya darah ini mengalir sekencang-kencangnya lalu membuncah dan serasa raga ingin segera membenamkan diri ke dalam air bening itu. Aku tertegun, seketika sebaris lirik melantun  "I am sailing-Rod Stewart" itu bernyanyi di benakku.


Aku Tak mampu melukiskan keindahan panorama alamnya.
Mulut mengkatub, lidahku kelu, namun hatiku tiada henti berdecak.
 
Belum lagi ketika menyaksikan daerah yang pada permukaan atas terlihat graduasi warna yang berbeda, dari putih bening, hijaunya batu green emeraLd, lalu biru laut. Menyelam menyelusuri lautan itu dengan menggunakan kaca mata renang dan seraya menundukkan kepala kedalam air 'tuk memperhatikan fenomena apa didalamnya.

WOWww, unbelievable! (harap maklum, saya masih awan soal laut-melaut) aku baru tahu ternyata graduasi warna itu menunjukkan adanya perbedaan kedalaman dasar laut yang mencolok. Tiba-tiba saja daratan yang dangkal di bawah permukaan laut, bersebelahan dengan palung laut yang begitu curam.. gelap, misterius, hampa, dan sunyi mencekam... 

Caution !! Hati-hati kaki kamu bisa tergelincir! Dan kehidupan di bawah laut sungguh amatlah indah.

"menyelam alakadarnya"

Dengan mata kepalaku sendiri, Aku melihat ikan-ikan kecil lucu berwarna kuning dengan garis-garis hitam pada tubuhnya (hahaha, hatiku seraya berkata "wah, ada juga ikan UI disini")


Kemudian, terlihatku ribuan ikan-ikan kecil berenang secara beriringan dan berkelompok seperti  sedang antri (antrian panjang). Aku terbayang cuplikan film 'Finding Nemo', dan aku sudah menjadi saksi keindahan kehidupan bawah laut. Sayang, kami tidak membawa Waterproff Camera dan perlengkapan menyelam untuk mengabadikan cuplikan ajaib itu. Yet, it was quite good for our initial trip.

Setelah 60 menit berenang dan menyantap air dan daging kelapa, kami meninggalkan Pulau Putri menuju Pulau Mursala, The Biggest Island Tapteng has.

Perjalanan ke pulau Mursala sekitar 100 menit. Sebelum menepi, dari kejauhan sudah mengintip keajaiban berikutnya, air terjun Pulau Mursala yang berada di ujung Pulau Mursala menjulang setinggi kira-kira 35 meter dengan bentuknya seperti gunung batu yang kokoh. Air terjunnya  dikenal unik karena rasanya tawar, terdapat ikan Nila, dan kadang ditemukan ampas padi yang jenisnya diyakini mirip dengan padi dari Pulau samosir (garuk-garuk kepala). How come! Wah, ajaib.. Believe it or Not..Just enjoy the view.

Meninggalkan Mursala, mata kami sudah dimanjakan dengan Sejuta pesona alam Tapteng. Aku merasa begitu senang, dan tak sabar menceritakan kepada Laskarku di Depok nanti.
Sedikit aku kutip dari berbagai sumber, Pulau Mursala (Mansalaar Island) terletak sebelah barat daya kota Sibolga dan masuk dalam wilayah Kecamatan Tapian Nauli merupakan pulau terbesar yang dimiliki Kabupaten Tapanuli Tengah. Pulau ini berada di antara Pulau Sumatera dan Pulau Nias. Luas Pulau Mursala sekitar 8.000 ha dan dapat ditempuh selama 1 jam menggunakan kapal cepat dari Sibolga, atau sekitar 3 jam jika menggunakan kapal biasa.
Jika Anda belum pernah ke Sibolga atau Pandan (Ibukota Kab.Tapanuli Tengah) dan memiliki keinginan menikmati pemandangan Mursala, saat ini sudah tersedia penerbangan komersial dari Medan yang dilayani oleh Wings Air, Merpati, maupun NBA. Waktu tempuh dari Bandara Polonia Medan – Bandara FL Tobing Pinangsori Sibolga adalah sekitar 45 menit. Meninggalkan Polonia Airport-Medan, Anda akan mendarat di Bandara Pinangsori, Kab.Tapteng. Untuk akomodasi penginapan, ada beberapa hotel berbintang seperti Hotel Bumi Asih Pandan, Hotel Marsada Sibolga, Hotel Wisata Indah Sibolga, dll.

"Air Terjun Pulau Mursala"
Air terjun Pulau Mursala merupakan salah satu dari sedikit air terjun di dunia yang langsung masuk ke laut. Beberapa di antaranya adalah : 
  1. The Kaskade Mcway di California
  2. Alamere di California
  3. Kilt Rock Waterfall di Skotlandia, 
  4. Falls Sounds Milford di fjords Selandia Baru,  
  5. Jeongbang di Pulau Jeju, Korea Selatan
  6. Seven Sister di Fjord Selandia Baru,
  7. Duden Falls di Antlya, Turki
Di Indonesia sendiri, selain di pulau Mursala, juga terdapat air terjun sejenis di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara yaitu air terjun Kahatola. 


Di balik pesonanya, ternyata air terjun Pulau Mursala ini juga memiliki legenda tersendiri, yaitu  Legenda Putri Runduk. Konon, air terjun ini merupakan tempat bermain seorang putri cantik bernama Putri Runduk. Putri Runduk memiliki kolam tempat mandi di atas air terjun dari mana air terjun ini mengalir. Lantas, siapa gerangan Putri Runduk ini?


Singkat saja, Putri Runduk adalah permaisuri Raja Jayadana yang memerintah Kota Kerajaan Barus Raya, sebuah kerajaan Islam di wilayah Sumatera Utara pada abad ke-7 M. Putri Runduk memiliki paras yang cantik rupawan sehingga termahsyur sampai ke luar kerajaan. Disebutkan bahwa Raja Sanjaya dari Mataram dan Raja Janggi dari Sudan, Afrika pun tertarik dengan kecantikan sang Putri. Putri Runduk bisa sampai di Pulau Mursala karena melarikan diri dari negerinya yang sudah porak poranda akibat diserang dan dikuasai oleh Raja Sanjaya, yang kemudian direbut oleh Raja Janggi. Suaminya terbunuh dan Putri Runduk tidak mau dinikahi oleh Raja Sanjaya, di antaranya karena perbedaan agama (Putri Runduk beragama Islam sedang Raja Sanjaya beragama Hindu). Dikisahkan pula bahwa sang Putri menceburkan diri ke laut saat dikejar Raja Janggi, lalu hilang.
         
Keunikan lain yang dimiliki air terjun pulau mursala ini adalah bahwa air terjun ini berasal dari aliran sungai terpendek di dunia. Memiliki lebar 400 meter dengan panjang hanya sekitar 700 meter. Mungkinkah ini berarti ada mata air yang begitu besar di pinggir laut? Jadi makin penasaran ya, buktikan sendiri dech.. 
"Mana lagi yang kayak gini"

Demikian kisah perjalanan saya kepulau impian masyarakat TapTeng. Ini baru 2 pulau, masih ada 23 pulau yang tidak kalah eksotis pemandangan dan keanekaragaman hayati did dalamnya. Informasi, Tapteng memiliki 25 Pulau-pulau di Tapanuli Tengah dan tidak kalah eloknya.





Mata rindu dimanja, 'pun kaki lelah mencari-cari jejak
Berpijak diatas pasir, niscaya hati tak mau berhenti berdecak
Musafir berkelana, ikan berenang, dan merpati berkepak
Mana lagi 'ku temui, begini berkah Ilahi nan rancak