Tanggal 4 Februari
ditetapkan sebagai World Cancer Day (Hari
Kanker Sedunia) yang pertama kali ditemukan oleh the Union for International Cancer Control (UICC) dengan tujuan
organisasi yaitu menurunkan kematian dan insidens penyakit Kanker tahun 2020.
WCD 2013 akan berfokus pada target 5 World Cancer Declaration: dengan tema
“Kanker, tahukah kamu?.” Tema tersebut dilatar belakangi oleh mitos seputar
Kanker yang diyakini oleh sebagian besar masyarakat di seluruh dunia. Kalau
dahulu mitos tersebut berangkat dari fakta barangkali ada benarnya, namun di
zaman seperti sekarang, sudah lain ceritanya.
Organisasi kanker dunia
menjelaskan ada setidaknya 4 mitos kanker, yaitu:
- Kanker hanya sekedar isu kesehatan
- Kanker adalah penyakit orang kaya, orang tua, dan penyakit yang ditemukan di Negara-negara maju
- Kanker adalah penyakit yang memvonis pasien ‘mati’
- Kanker sudah menjadi nasib
Sebagai praktisi di bidang
kesehatan masyarakat, saya tertarik untuk mengkaji sekaligus membuktikan Kanker
sebagai penyakit yang kebanyakan dialami di usia tua adalah benar-benar mitos,
dan harus segera ditinggalkan. Kanker dapat menyerang siapa dan kapan saja. Pemahaman
yang benar tentang kanker akan meningkatkan kesadaran seseorang untuk melakukan
upaya preventif seperti memeriksakan dirinya terkait dengan potensi kanker dan
upaya kuratif untuk menghindari dampak buruk kanker (cacad atau kematian).
Pemahaman masyarakat yang benar begitu penting sebab dalam jangka panjang
berimplikasi terhadap peningkatan kesejahteraan dan perbaikan ekonomi keluarga,
masyarakat bahkan negara.
Menurut ilmu kedokteran,
Kanker bukanlah satu penyakit, tetapi beberapa penyakit dengan pathogenesis,
gambaran klinik dan penyebab yang berbeda-beda. Kanker ditandai dengan
pertumbuhan sel yang tidak normal namun penyebab dan titik mulai berkembangnya tidak
diketahui secara jelas.
Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian
di negara berkembang. Kebanyakan kanker
menyebabkan kematian
yang sebenarnya dapat dicegah
dengan perawatan yang dimulai sejak awal teridenifikasi. Faktor
resiko kanker berhubungan dengan faktor lingkungan dan keterpaparan
dengan bahan karsinogenik yang sebenarnya juga dapat dihindari.
Tak ayal kasus kanker telah menjadi leading cause kematian di beberapa
negara. Kanker tidak hanya dialami oleh mereka yang tergolong kelompok usila.
Bahkan, kematian akibat kanker juga banyak terjadi pada mereka yang termasuk
dalam usia produktif.
Beberapa studi dilakukan untuk mengukur Disease burden dengan menggunakan
indicator Potential Years of Life Lost
(PYLL), Dissability Adjusted of Life
Years (DALY), dan Quality Adjusted
Life Years (QALY).
PYLL merupakan indikator atau ukuran kematian prematur.
Angka
ini menunjukkan total jumlah tahun yang hilang pada seseorang yang meninggal
sebelum usia 75 tahun. Beberapa studi yang dilakukan negara-negara maju
menggunakan indikator ini untuk menganalisis ukuran dampak penyakit dalam
rangka menentukan prioritas program intervensi kesehatan. Penelitian di Swiss (1999)
dengan tujuan menentukan prioritas masalah kesehatan di negara tersebut
mengkombinasikan metode Delphy Survey, PYLL dan DALY, menentukan kanker
payudara sebagai prioritas masalah kesehatan keempat dan mendapat prioritas intervensi
kesehatan yang perlu dilaksanakan di negara tersebut.
Sebuah studi di Jepang dengan menggunakan
indicator PYLL membuktikan bahwa kanker mengalahkan stroke pada awal 1980an dan
menempati urutan pertama penyebab kematian di Jepang sekaligus penghambat utama
dalam upaya berkelanjutan peningkatan usia harapan hidup (Life espectancy) di negara tersebut (Jepang menempati urutan ketiga
tertinggi di dunia-The World Factbook)
Kanker terbukti telah menghilangkan tahun-tahun
potensial hidup masyarakat di berbagai negara. Tak terhitung berapa banyak
tahun-tahun potensial hidup berkualitas usia produktif masyarakat yang hilang
alias nihil kontribusi pada kesejahteraan keluarga, masyarakat dan tentu saja
berdampak jangka panjang bagi lemahnya pertumbuhan dan stabilitas ekonomi suatu
negara.
Beban penyakit kanker secara ekonomi mencakup
beberapa faktor yaitu biaya perawatan kanker, biaya yang terkait dengan
variable waktu dan upaya-upaya yang dilakukan pasien dan kerabat, dan juga
biaya atau ongkos yang berasosiasi terhadap hilangnya produktifitas akibat kecacadan
dan kematian prematur. Biaya perawatan kesehatan dibagi menjadi biaya langsung (berupa
perawatan, pengobatan), biaya tidak
langsung (hilangnya produktifitas) dan biaya tidak nyata/intangible cost (penderitaan, gangguan mental dan psikologis).
Analisis yang pernah dilakukan oleh National
Health Interview Survey36 menemukan bahwa seperlima (18.2%) dari cancer survivors (mereka yang sembuh
dari kanker) yan bekerja sebelum dan sesudah kanker didiagnosis, mengalami
masalah selama bekerja akibat kanker. Studi lainnya melaporkan 13% cancer survivors berhenti bekerja
akibat mengalami gannguan atau dampak kanker selama 4 tahun masa diagnosis.
Bradley dkk melakukan studi untuk membuktikan dampak kanker payudara
bagi pekerja wanita. Temuannya menunjukkan bahwa wanita dengan kanker payudara
memiliki peluang 10% lebih rendah untuk bekerja, dan menyebabkan mereka diberhentikan
dari pekerjaannya sehingga berdampak pada kesulitan ekonomi yang dialami penderita
dan keluarganya. Studi oleh Stewart menemukan bahwa 40% wanita yang sembuh dari
kanker payudara mengalami efek negatif dari penyakitnya. yang mengakibatkan berkurangnya
kemampuan bekerja dalam jangka pangka. Hal ini mengakibatkan mereka memperoleh
upah yang rendah. Hal ini termasuk dalam indirect
cost akibat kanker.
Individu, keluarga bahkan komunitas dapat mengalami kanker di segala
usia. Maka, sedari sekarang marilah peduli kanker dengan memeriksakan diri sedini
mungkin dari potensi kanker.
Investing
in prevention and early detection of cancer is cheaper than dealing with the
consequences.-IUCC, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar