Minggu, 10 Februari 2013

A True Follower (Part 1)

Khotbah hari Minggu di Gereja City Blessing-Depok pagi ini sungguh memberkati para jemaat. Hamba Tuhan yang menabur Firman Tuhan ialah Pdt Edmund dari Lampung. Ia mengawali khotbahnya dengan mengajak setiap jemaat, umat kepunyaan Allah yang sudah ditebus untuk menjadi pengkut Kristus (murid Yesus).

Menjadi orang Kristen saja tidak cukup. Ada banyak hal berharga yang Allah rencanakan melalui kehidupan orang Kristen. Rencana yang Allah nyatakan melalui umatNya asal mereka setia melakukan panggilannya. Mengikut Tuhan tentunya bukan hal yang mudah dan murah bagi setiap umat Kristen. Ada penyangkalan diri, memikul salib kita, dan membayar harga dalam pelayanan panggilan. Kita sudah saksikan bagaimana kehidupan rohani murid-murid Yesus Kristus. Para murid memiliki hubungan emosinal yang dekat dengan Yesus Kristus, mereka senantiasa patuh dan percaya kepada Yesus Kristus, memiliki kehidupan doa yang luar biasa, memberi, mengasihi, dan mengampuni mereka yang menyakiti.

Allah tidak pernah berubah, dulu, sekarang dan selama-lamanya. Allah menghendaki umatNya untuk percaya terhadap Allah Putra (GOD) dalam pribadi Kristus (human) dan senantiasa memiliki kerinduan untuk menjadi pengikut alias murid Kristus meskipun Kristus secara fisik tidak bersama-sama dengan kita, namun Ia telah berjanji bahwa Ia akan mengutus Roh-Nya yang Kudus untuk tinggal di dalam hati kita dan menjadi pelita, asal kita tetap setia dalam doa dan pengharapan. Firman Tuhan mengingatkan kita supaya kita tidak memadamkan Roh, kalau tidak kita hanya menjadi orang Kristen yang sia-sia.

Menjadi Pengikut Kristus

Matius 16:24-26 
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?"

Tuhan Yesus Kristus mengingatkan kita bahwa untuk menjadi pengikut Tuhan ada 3 hal penting yang harus kita sedia lakukan.

  1. Sangkal diri

Didalam New Living Translation-Bible ay 24 tertulis demikian “if any of you wants to be my follower, you must turn from your selfish ways, take up your cross, and follow me”.

 ‘Menyangkal diri’ mempunyai arti tidak menuruti hawa nafsu. Hawa nafsu identik dengan dosa berupa amarah, dengki, mudah tersinggung, menghakimi orang lain, kebencian, persengketaan, ketidak jujuran, ketamakan, mementingkan diri sendiri, kebirahian, pikiran kotor, kekacauan, dan dendam. (Artikel sejenis-Sangkal diri)

Kalau kita tidak tahu bagaimana menyangkal diri, kita tidak akan pernah merasakan iman bertumbuh. kita juga akan menemukan kasih sudah menjadi beku, kita menjadi dingin dan tidak peka terhadap sesama. Kalau kita tidak mau menyangkal diri, iblis sudah berdiri didepan untuk menguasai hati dan pikiran kita oleh perbutan yang jahat. 

1 Petrus 5: 8 “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari  orang yang dapat ditelannya”.

Orang yang tidak bisa menyangkal diri membuktikan bahwa hidupnya dibawah kekuasaan iblis, sehingga ia tidak bisa keluar dan menyerah terhadap kejahatannya. Ia akan hidup dibawah bayang-bayang hawa nafsunya yang menjadi-jadi. Mereka terikat oleh jerat dosa dan godaan iblis begitu mudahnya mempengaruhi keputusannya.

Orang yang hidup dibawah pengaruh pornografi akan sulit meninggalkan keinginannya untuk tidak membaca, menyaksikan bahkan melakukan tindakan buruk  untuk memuaskan hawa nafsu dan kedagingannya.

Orang yang memiliki kepahitan dimasa lalunya, biasanya akan sulit memaafkan orang lain, mudah tersinggung dan cenderung menyimpan kesalahan orang lain yan berujung kepada tindakan dendam. Hanya dengan menyangkal dirinya maka ia bisa seutuhnya lepas dari jerat kepahitan sehingga kasih akan mengambil alih hatinya.

Kita jangan mengira kejahatan hanya mungkin terjadi atau dilakukan oleh mereka yang miskin secara ekonomi, tidak berpendidikan, tidak memiliki orang tua, atau tidak terlihat menjalankan kegiatan agamanya. Fakta sehari-hari mencatat betapa banyaknya pejabat yang melakukan korupsi, tindakan perselingkuhan yang tidak memandang status sosial seseorang, dan yang sangat disayangkan, mereka yang menjalankan kehidupan dan perintah agamanya juga tidak lepas dari dosa kesombongan, ketamakan, mementingkan diri sendiri, dan tidak peka terhadap mereka yang lemah.  Kalau begitu dunia macam apakah dunia tempat kita berpijak ini? Tidak satupun melakukan hal yang benar. Semuanya sudah cemar oleh dosa.
  
Orang yang tidak menyangkal diri, ibarat orang yang suka mengamat-amati. Mereka hanya dapat mengamat-amati perbuatan orang lain dan mengkiritiknya habis-habisan.

Orang yang demikian tidak sadar bahwa dirinya juga tidaklah sempurna, namun merasa memiliki hidup yang benar dan tidak bercacad. Namun, Allah sungguh menentang orang-orang congkak. Barangsiapa meninggikan diri, maka ia akan direndahkan. Barangsiapa merendahkan hati, maka ia akan ditinggikan (Perkataan Yesus Kristus). Lantas bagaimana sikap kita ketika menemukan orang yang berbuat tidak benar?

I Timotius 5:1-2 Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.

Kasih adalah ciri khas kehidupan orang Kristen dan kasih tidak boleh hanya di bibir saja, tetapi kasih harus di nyatakan dalam perbuatan nyata. Teguran yang di sampaikan harus di bungkus oleh kasih. Orang yang salah boleh ditegur asal tetap dalam koridor kasih. Mengapa banyak sekali kita temukan orang yang menegur malah akhirnya bertengkar dengan orang yang ditegurnya? Itu karena teguran yang diberikan adalah teguran yang diluar koridor kasih. Hal ini sering kita temukan di dunia pekerjaan. Seorang atasan sering menegur bawahannya dengan suka-suka. Akibatnya bawahannya melakukan perlawanan yang akhirnya terjadilah pertengkaran.

Contoh teguran yang berada diluar kasih dapat kita lihat dibawah:
1.Teguran yang di motivasi oleh amarah.
2.Teguran yang di motivasi oleh kebencian.
3.Teguran yang di motivasi oleh membalas.
4.Teguran yang di motivasi oleh iri hati.
5.Teguran yang di motivasi oleh untuk menunjukkan power 

Kalau kita tahu bagaimana menyangkal diri, maka iman kita akan bertumbuh. Dan kasih merupakan bagian dari kehidupan kita.

Jadi untuk mengikut Yesus Kristus, hal terutama yang harus kita lakukan adalah sangkal diri. Setelah kita mampu dan dimampukan untuk menyangkal diri, kita harus memikul salib kita. Apa yang dimaksud dengan memikul salib kita?
Akan dibahas pada artikel A True Follower (Part 2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar